Tempat nongkrong baru di Jakarta Selatan memang gak ada habisnya. Setelah kita mengunjungi satu tempat, eh tempat baru sudah pada buka. Tapi tentu saja hal itu membuat tantangan sendiri bagi industri kuliner di ibukota, customer sudah semakin pandai, apalagi dengan banyaknya pilihan tempat makan. Tempat instagrammable tapi makanan gak enak? Ya pelanggan cukup 1x datang untuk upload foto, setelah itu dia tidak kembali lagi. Fokus menu makanan yang happening tapi kualitas menu lain tidak dijaga? Mungkin 3 bulan pertama ramai karena masih hype, tapi setelahnya trend masyarakat berubah, jadi pelanggan yang tersisa ya penikmat sejati satu menu itu saja.
Dengan banyaknya tantangan tersebut, bisa kita ambil kesimpulan bahwa dibalik indahnya kafe-kafe zaman sekarang, hidangan yang bak lukisan, dan pelayan yang murah senyum, para pemilik kafe dan manajer sibuk mengatur strategi agar tempat yang diolahnya mampu bersaing di medan perang yang ketat ini.
Nah, saya pertama kali mendengar The Pancake Co. by DORE baru bulan April 2019 kemarin saat liburan di Jakarta. Dari namanya, tentu langsung terbaca bahwa hidangan yang ditonjolkannya pancake, kue dadar yang dibuat dari tepung terigu, gula dan susu. Awalnya kesan saya, kurang unik nih, kan sudah ada Nanny’s Pavillion dan Pancious yang juga mengedepankan menu ini. Tapi karena penasaran, saya buka Instagram-nya, wah, kaget saya. Mereka merintis Souffle Pancake, bagi teman-teman yang tidak tahu, pancake umumnya tipis tapi padat(jadi cukup mengenyangkan untuk sarapan), sedangkan souffle pancake ini lebih fluffy, soft, thick, saat proses pembuatan dia lebih mengembang karena putih dan kuning telurnya dipisah, lalu putihnya dibuat meringue(saya jadi penasaran untuk membuatnya). Hal ini membuatnya lebih mengembang, sehingga teksturnya tidak sepadat pancake tradisional, tapi itupun tidak bertahan lama, proses deflate(mengempes)-nya akan terjadi dalam kurun waktu singkat. Hal inilah yang membuat saya penasaran bagaimana pihak Pancake Co. mengakalinya.
Sampai di Plaza Senayan, saya sempat nyasar, katanya di lantai bawah tapi kok tidak jumpa ya. Sampai keliling dan akhirnya iseng menghubungi pihak The Pancake Co. via Instagram, eh langsung dibalas. Ternyata dia di sisi seberang, dekat Food Hall. Begitu sampai, langsung takjub melihat ambiencenya, menurut saya interiornya simpel dan dihiasi dengan warna pink yang lembut, baik dari kursinya, menu, bahkan cangkir. Tanpa pikir panjang langsung pesan pancake dong, pilihan jatuh pada Fruit Berry Pancakes karena sedang pengen makan buah, ini dilengkapi dengan es krim vanilla, strawberry sauce, serta saya request mama cream(konon krim khas mereka). Ternyata kalau mau pesan pancake, harus tinggi 20 menit, wah, jujur sesuai dugaan saya. Dengan proses mengempesnya souffle yang relatif singkat, setiap pesanan harus made by order, jadi ada pemesan dulu baru dibuat. Kalau dibuat banyak sekaligus, risiko beberapa souffle akan mengempes sebelum tiba di meja tamu.
Pancake Co. juga menyediakan makanan berat, saya pilih truffled steak donburi dan minumnya hot matcha latte. Tak berapa lama, matcha saya datang, wangi matcha jepang langsung terasa, rasa matchanya cukup kental dan tidak terlalu manis, susunya tidak menutupi rasa matchanya, overall cocok untuk penggemar matcha. Hidangan utama datang, maka saya langsung hajar bah, rasa umami dari saus truffle dan dagingnya yang setengah matang cukup menendang, walau akan ada teman-teman yang merasa keasinan, dicampur dengan nasi hangat dan bawang goreng tentu membuat tiap suap semakin nagih, hanya saya merasa dagingnya bisa sedikit lebih tebal.
Lalu, yang dinanti-nanti Fruit berry pancakes-pun telah tiba. Wah, dari indra penglihatan saja sudah bisa dirasakan kehebatan makanan di depan saya, pancake-nya yang tebal tapi terlihat kenyal, potongan buah dengan saus stroberi, es krim vanilla, dan mama cream-nya. Tangan saya sudah gatal untuk mencicipinya, dengan sendok saja souffle pancake ini sudah terpotong, saking lembutnya tidak perlu pisau. Suapan pertama, lembutnya minta ampun, rasa susu dan vanillanya yang lembut sangat menggugah selera. Untuk suapan kedua saya campur dengan es krim vanilla dan buah, rasa hangat dari pancakenya bercampur dengan dinginnya es krim, kelembutan keduanya bagai menari-nari di lidah saya, bagaikan Yin dan Yang, panas dan dingin bersinkronisasi. Mama cream nya saya coba seperti layaknya whip cream biasa, tidak terasa bagian yang unik. Maka suapan-suapan berikutnyapun berlanjut sampai tidak terasa sudah suapan terakhir, saya pastikan suapan terakhir ini dilengkapi dengan es krim vanilla dan saus stroberinya supaya sempurna.
Setelah kenyang, masih terngiang-ngiang dengan rasa pancakenya, hidangan utama oke tapi menurut saya bisa lebih baik lagi. Untuk harga, kalau berdua bisa hampir 300rb, jadi sekitar 150rb per orang. Cukup standard untuk ukuran makan di mall.
Salut untuk usaha the pancake co. menyediakan menu yang unik ketika fase jenuh seperti ini. Semoga lancar dan terus memberikan varian menu yang baru. Saran saya, buat menu pancake untuk porsi 1 orang dibarengi 1 minuman, targetnya adalah orang kantoran yang sedang coffee break ataupun freelancer yang sedang iseng duduk mengerjakan tugas, mereka tentu tidak ingin hidangan yang terlalu berat dan dibarengi kopi/teh hangat. Semoga membantu!
Comentarios