Kalau ngomongin reksadana di Indonesia, sebenarnya sulit lepas dari bareksa, sebab saat masa awal reksadana mulai dikenal masyarakat umum, bareksa sangat aktif dalam berpromosi dan iklan.
Sebagai pembuka, saya mohon izin ke teman-teman nih share investasi saya di Bareksa, ini sekaligus menunjukkan tampak awal aplikasinya:
Jadi, begitu membuka aplikasi akan tampak jumlah investasi kita, jenis investasi, dan kenaikan aset yang kita tanam. Selain itu pilihan produk investasi juga langsung terpampang seperti reksadana, SBN, Emas, dan Robo. Jadi, aplikasi Reksadana cukup simpel dalam fungisonalitas.
Tambahan informasi, Bareksa ini sering kerjasama dengan OVO, jadi selain dari aplikasi Bareksa, aplikasi OVO juga bisa digunakan untuk investasi di Bareksa. Promo dan cashback juga sering ada dengan pembayaran via OVO.
Nah, sekarang, mari kita bahas investasi di Bareksa. Prosedur pertama, seperti biasa daftar dulu, lalu tunggu proses verifikasi. Di bareksa ini termasuk cepat prosedurnya. Setelah terdaftar, proses berikutnya, pemilihan produk investasi. Reksadana di Bareksa ini sangat banyak pilihannya, ini contohnya:
Secara sederhana, tipe reksadana dibagi menjadi:
Reksadana Pasar Uang (RDPU)
Reksasana Pendapatan Tetap (RDPT)
Reksadana Campuran
Reksadana Saham
Reksadana Indeks
Pertama, kita akan membahas dari yg berisiko tinggi hingga risiko rendah. Paling Fluktuatif ada Reksadana Saham dan Indeks, karena keduanya bergantung pada situasi Bursa Efek dan Saham di Indonesia. kalau kita telaah, Indeks saham Indonesia dari tahun ke tahun meningkat, tetapi ada bulan tertentu dimana meningkatnya signifikan, dan sebaliknya ada bulan tertentu yg menurunnya signifikan. Jadi, keduanya cocok seandainya kita niat investasi >3 tahun atau malah 5 tahun. Tetapi, seandainya ada niat menjual sebelum tempo tersebut, ada kemungkinan harganya sedang turun dan kita malah berujunf rugi. Tentunya hal ini bisa dihindari selama kita tetap mempunyai dana darurat, jangan gunakan uang yg sudah diinvestasikan di 2 produk tersebut. Berikut adalah contoh Reksadana Saham:
Seperti kita lihat grafik di atas, memang selama tidak ada krisis ekonomi besar, harga saham cenderung naik, meskipun ada fase turunnya. Dengan kata lain, reksadana ini cocok jika kita tanamkan lalu diamkan, atau jika sangat yakin bisa dijual jika dirasa sudah untung. Tetapi harus sabar dan tidak panik jika harganya sedang turun, itu saran saya.
Untuk yang lebih konservatif dan relatif stabil peningkatan keuntungannya adalah reksadana pasar uang (RDPU) dan pendapatan tetap (RDPT). RDPU dan RDPT ini rata-rata keuntungannya di kisaran 4-7% per tahun, dengan kata lain hampir sama dengan deposito. Berikut grafiknya:
Seperti yang terlihat fase naik-turunnya tidak seganas saham, malah saat turun justru kesempatan beli lagi karena kemungkinan naik kembali sangat besar sekali. Cocok untuk investasi jangka menengah 1-3 tahun, saran saya investasi pada produk ini jika ada kemungkinan uang tersebut akan digunakan dalam 1-3 tahun ke depan.
Terakhir, yang sedikit unik adalah Reksadana Campuran (RC), kalau teman-teman melihat, di bareksa ini ada beberapa pilihan produk yg dalam 3 tahun mengalami peningkatan hingga >80%. Hal ini dikarenakan diversifikasi portofolip pada Reksadana campuran yang membagi mayoritas investasinya pada saham, kemudian sebagian lagi pada obligasi dan pasar uang. Akibatnya, saat saham fluktuatif tinggi, maka reksadana ini akan meningkat drastis, sementara saat saham lesu, profit masih akan ter-back up oleh investasi konservatif kita di obligasi dan pasar uang. Berikut adalah contoh reksadana campuran:
Seperti yang tertera pada contoh di atas, kenaikannya cenderung stabil. Hal ini didukung Bursa Saham di Indonesia yang memang stabil beberapa bulan terakhir.
Kalau dari cerita pengalaman saya di atas, memang seolah-olah Reksadana campuran adalah produk terbaik, tetapi sayangnya kita tidak bisa menyimpulkan hitam-putih seperti itu dalam dunia investasi. Jikalau saham sedang naik drastis, reksadana saham jelas akan meningkat drastis pula karena 100% diletakkan di saham, dan pastinya akan mengalahkan campuran, tetapi jika saham sedang lesu, RC juga akan lesu, meski seandainya saham turun drastis, nilai investasi di RC akan sedikit terback up oleh investasi konservatif-nya.
Jadi, kembali lagi ke teman-teman, profil risikonya bagaimana, dan apakah yang diinvestasikan murni "uang dingin" ataukah uang yang kemungkinan akan dipakai dalam waktu 5 tahun ke depan. Tiap produk memiliki target pasarnya sendiri.
Pengalaman saya berinvestasi di Bareksa ini overall bagus. Pengisian dana yang cepat, penjualan yg mudah, lalu kenaikan yang memang tidak jauh dari prospek. Faktor-faktor tersebut membuat saya tidak ragu untuk merekomendasikan Bareksa sebagai tempat investasi, mengenai pemilihan Reksadana-nya, saya kembalikan kepada teman-teman untuk menentukan pilihan berdasarkan risiko tiap produk yang saya jabarkan.
Salam dari saya dan selamat berinvestasi.
Adrian
Referensi :
Aplikasi Bareksa
Pengalaman pribadi
Comments