top of page
Writer's pictureAdrian Tambunan

Kenapa ya orang-orang suka flexing?

"Showing off is the fool idea of glory" --- Bruce Lee


Flexing atau pamer, terutama di sosial media lagi hangat dibicarakan di khalayak ramai. Tentunya saat ini konotasinya negatif, pamer hasil pencapaian memang ada kalanya kita lakukan, karena tidak bisa dipungkiri manusia senang dipuji. sayangnya, yg saat ini heboh adalah pamer harta yg ternyata didapat dari uang haram, atau cara ilegal.

Kalau dipikir, kenapa ya mereka sampai harus pamer ke sosial media? Dari yg kita lihat, cara haram mereka mendapatkan harta sebenarnya sulit ditelusuri, kalau tidak ya harusnya semuanya sudah dalam penyelidikan polisi. Bisa sulit ditelusuri karena metode korupsinya, ataupun karena kongkalikong rekan seinstitusi, jadi saling melindungi, sehingga sulit mencari saksi yang mau mengaku.

Begitupun, kenapa ya mereka sampai harus flexing seperti itu? Ada yg pamer jeep, sepeda motor harley, sweet seventeen di Ritz Carlton, bahkan foto saat di pesawat kelas bisnis ketika traveling. Padahal, kalau mereka adem ayem mungkin tidak akan ada yg curiga sampai kekayaan mereka diperiksa detail seperti sekarang.

Salah satu alasan mungkin adalah munculnya media sosial dan kebutuhan untuk menyajikan citra ideal dari diri sendiri kepada orang lain. Di era di mana like, follower, dan image sangat dihargai, orang mungkin merasa tertekan untuk menampilkan gaya hidup tertentu yang mereka yakini akan mendapatkan perhatian dan pengagum. Dengan memamerkan kekayaan mereka, manusia dapat merasa mereka menyampaikan rasa sukses dan prestasi yang orang lain akan kagumi dan dambakan.

Alasan lain mengapa orang mungkin menikmati memamerkan kekayaan mereka adalah bahwa hal itu dapat memberikan rasa validasi dan status. Orang yang telah bekerja keras untuk memperoleh kekayaan mungkin merasa bangga atas pencapaian mereka dan ingin menunjukkan kesuksesan mereka kepada orang lain. Dengan mendemonstrasikan kekayaan mereka, mereka seperti mendemonstrasikan nilai dan pentingnya mereka dalam masyarakat. Normalnya, validasi dari masyarakat ini bisa didapat ketika seseorang melakukan pekerjaan dengan baik dan dipuji oleh atasan, hanya saja, karena pencapaian pada beberapa kasus tersebut didapat dengan cara ilegal, sayangnya mereka tidak mendapatkan perasaan yang sama dan tentunya mereka tidak bisa mengumbar seperti layaknya seorang swasta yang dapat menyatakan "saya sukses mencapai target penjualan bulan ini nih," "klien saya puas banget dengan kinerja kita nih." Hal-hal seperti itu tidak bisa diumbar oleh beberapa oknum tersebut yang mendapatkan uangnya dengan cara ilegal, sebab pamer seperti itu tentunya akan mengundang perhatian penegak hukum.

Selain itu, orang mungkin menikmati perasaan kemewahan dan keberlimpahan yang datang dengan memamerkan kekayaan mereka. Membeli barang-barang mahal dan memanjakan diri dengan pengalaman mewah dapat memberikan rasa kesenangan dan kebahagiaan yang membuat ketagihan. Tindakan memamerkan kekayaan mereka mungkin menjadi cara bagi orang untuk terus-menerus memanjakan diri dalam perasaan ini.

Faktor lain yang mendukung adalah lingkungan sosial. Dari beberapa sumber, adanya komunitas hobbyist pada setiap kementerian seperti Komunitas sesama penggemar Harley mendorong rekan-rekan mereka untuk ikut-ikutan meskipun mungkin terkadang kesannya berlebihan. Sebagai makhluk sosial, ada perasaan ingin diterima oleh teman-teman dan diakui sebagai bagian dari kelompok.

Kebalikan dengan kasus-kasus di atas, kenapa saat kita mencari dokumentasi flexing keluarga Hartono (pemilik BCA), keluarga almarhum Bob Sadino, keluarga Salim (pemilik Indofood) justru sulit sekali? Padahal kekayaan mereka berkali lipat dari pejabat-pejabat yang suka flexing ini. Kalau dari hipotesis, karena mereka sudah tidak memerlukan validasi dari orang lain. Kekayaan mereka didapat secara perlahan dan lambat, mereka sudah kenyang dengan perhatian berlebih para lintah yang mendekati mereka hanya karena harta mereka. Bukannya pamer, tapi justru yang mereka cari adalah solitude, ketenangan yang didapat ketika dikelilingi teman baik dan keluarga.

Secara keseluruhan, ada berbagai alasan mengapa orang saat ini suka memamerkan

kekayaan mereka. Baik itu untuk menyajikan citra ideal dari diri sendiri di media sosial, untuk memvalidasi kesuksesan dan status mereka, atau untuk memanjakan diri dalam kemewahan , tindakan memamerkan kekayaan telah menjadi kejadian umum dalam masyarakat saat ini.


"The better you feel about yourself, the less you need to show off." --- Robert Hand


Referensi foto :

  1. Tempo

  2. Okezone

  3. Prambors

  4. Beritasatu

  5. Datariau



Comments


bottom of page